Direktur Pembinaan SMA: HOTS pada UNBK Erat Terkait dengan Literasi dan Kurikulum-13

Direktur Pembinaan SMA: HOTS pada UNBK Erat Terkait dengan Literasi dan Kurikulum-13

Tahun ini, ujian nasional berbasis komputer SMA yang dilaksanakan secara nasional menyisipkan soal-soal yang menguji kemampuan berpikir kritis dan analitis. “Ada sekitar 10% dari soal-soal yang diujikan menguji keterampilan berpikir tingat tinggi siswa, atau yang biasa disebut HOTS (high order thinking skills), bukan sekadar menguji kemampuan menghafal pengetahuan pada siswa-siswa kita,” demikian yang dikatakan Purwadi Sutanto, Direktur Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Kemdikbud saat membuka acara Bimbingan Teknis Review Proposal Sekolah Calon Penerima Bantuan Pemerintah Unit Sekolah Baru, Renovasi Bangunan, dan Pembangunan Ruang Laboratorium Komputer, 25 April 2018.

Lebih lanjut Purwadi mengatakan bahwa soal-soal HOTS UNBK pada dasarnya erat terkait dengan kemampuan literasi siswa dan kemampuan HOTS pada siswa adalah intisari dari Kurikulum-13. Soal-soal tersebut menguji keterampilan literasi visual, data, dan kritikal siswa. “UNBK itu sendiri pada dasarnya menguji literasi digital siswa.”

Ke depannya, secara bertahap, soal-soal yang menguji keterampilan berpikir tingkat tinggi para siswa akan lebih banyak disisipkan pada UNBK. Menurut Purwadi, pentahapan tersebut dipilih mengingat kesiapan guru-guru di sekolah untuk melaksanakan persyaratan yang diminta secara tersirat oleh Kurikulum-13, misalnya saja perubahan paradigma pembelajaran, perubahan metode dan strategi pembelajaran di kelas dan sekolah dari yang selama ini sudah dilakukan.

Sementara itu, Kepala Subdit Kelembagaan dan Sarana Prasarana, Harizal, dalam laporan pelaksanaannya kembali menegaskan bahwa pembangunan unit sekolah baru, renovasi bangunan SMA, dan pembangunan ruang laboratorium komputer diharapkan dapat meningkatkan akses pendidikan dan memfasilitasi peningkatan mutu pembelajaran di sekolah serta meningkatkan relevansi layanan pendidikan di daerah.

Dikatakan oleh beliau, tujuan dari dilaksanakannya Bimtek ini adalah untuk memberikan informasi terkaik kebijakan Direktorat Pembinaan SMA, mereview proposal dinas pendidikan provinsi dan sekolah calon penerima bantuan, mengidentifikasi dan menganalisa rencana anggaran biaya (RAB) yang diajukan untuk revisi, juga untuk penandatanganan Surat Perjanjian Penggunaan Dana (SP2D) antara Direktorat PSMA dan dinas pendidikan provinsi dan juga sekolah.

Acara Bimtek Tahap VI yang diselenggarakan oleh Subdit Kelembagaan dan Sarana Prasarana berlangsung di Hotel Amaroossa Grande, Bekasi, Jawa Barat dari tanggal 25 s.d. 27 April 2018. Pada kegiatan ini 139 SMA dari 29 provinsi akan mendapatkan 139 bantuan pemerintah pembangunan ruang labortorium komputer. Nilai bantuan tersebut lebih kurang Rp. 29 miliar rupiah. Selain itu, 16 SMA dari 9 provinsi akan mendapatkan 60 paket bantuan renovasi senilai lebih kurang Rp. 30 miliar. Selanjutnya, 6 provinsi akan mendapat bantuan unit sekolah baru di mana Provinsi Papua dan Papua Barat akan mendapat 2 USB senilai kurang lebih Rp. 7 miliar dan 4 provinsi lainnnya mendapat bantuan USB senilai kurang lebih Rp. 10 miliar.

Pada kesempatan yang sama, Direktorat Pembinaan SMA melalui Subdit KSP juga akan menyalurkan 16 paket bantuan pemerintah rehabilitasi ruang belajar kepada 8 SMA dari 6 provinsi dengan nilai total bantuan lebih kurang Rp. 800 juta, 6 ruang perpustakaan kepada 6 SMA di 6 provinsi dengan nilai total bantuan lebih kurang Rp. 1,7 miliar, dan 41 ruang kelas baru kepada  21 SMA di 12 provinsi senilai total kurang lebih Rp. 4,5 miliar. (Teks dan Foto: Tanto Supriyanto)

sumber : kemdikbud.go.id
Selamat Datang

Telah hadir Layanan Konsultasi melalui WhatsApp atau kirim email ke sman1sumbawabesar@gmail.com