Gubernur Diminta Prioritaskan Siswa Berprestasi untuk Beasiswa dan Belajar Keluar Negeri
Prestasi gemilang yang diraih dua pelajar SMA Negeri 1 Sumbawa, Syarifah Fatimah Nissatuljannah SB (Nisa) dan Muhammad Farid Andika (Farid) membuat bangga sekolah, daerah dan masyarakat NTB khususnya Kabupaten Sumbawa. Kedua siswa ini berhasil meraih Juara 1 pada ajang Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) tingkat nasional tahun 2019 dalam bidang Matematika Sains dan Teknologi. Keberhasilan ini tidak terlepas dari kerja keras dan kolaborasi yang sangat baik antara siswa hebat, orang tua yang full support dan guru pembimbing yang berprestasi internasional. Selain itu, prestasi gemilang ini juga mendapat pendampingan ahli dari Universitas Teknologi Sumbawa dan Sumbawa Technopark (STP), Dr. Arief Budi Witarto, M.Eng. yang sanggup memberikan lisensi penelitian siswa. Apalagi Dr. Arief yang juga merupakan Direktur STP ini adalah ilmuwan dunia yang jam terbangnya sudah tidak diragukan lagi. Beliau kerap memantau perkembangan penelitian kedua siswa.
Nisa dikenal sebagai anak yang multitalenta. Beberapa kali mengikuti ajang penelitian baik di tingkat nasional maupun internasional. Putri Bapak Salim Ahmad dan Erna Dewi, S.Pd ini selalu memperoleh juara. Sementara Farid juga sudah beberapa kali mengikuti lomba penelitian bersama Nissa dan kerap meraih juara. Tahun 2018 lalu, mereka pernah mewakili NTB mengikuti OPSI tingkat nasional dan memperoleh penghargaan khusus, namun belum memperoleh medali. Prestasi tahun lalu tersebut ternyata menjadi motivasi bagi keduanya untuk terus berikhtiar agar menjadi yang terbaik. Upaya ini tidak sia-sia, keduanya meraih medali emas dan ditetapkan sebagai juara 1 nasional. Saat ini Syarifah Fatimah duduk di bangku SMA kelas XII IPA 2 dan M. Farid duduk di kelas XII IPA 3. “Mereka berdua dikenal guru sebagai anak yang ramah, pandai bergaul dan selalu hormat dengan bapak ibu gurunya,†ungkap Guru sekaligus Pembina KIR SMA Negeri 1 Sumbawa, Ainun Asmawati M.Pd.
Dalam menjaring siswa untuk mengikuti ajang tersebut, Ainun—sapaan akrab guru yang pernah mengikuti Short Course di Australia ini mengatakan, pihaknya harus bisa melihat potensi dan minat siswa dalam memilih bidang penelitian. Selain itu, sebagai pembina beliau juga harus menganalisis kendala yang mereka temui sehingga sekolah dapat membantu secara optimal dalam mencarikan jalan keluar. Ini dilakukan sekolah secara mandiri karena sejauh ini diakui Ainun, belum ada wadah yang dapat memfasilitasi minat penelitian anak-anak SMA/SMK. Karena itu selaku Pembina KIR, Ainun berharap ke depan Pemerintah Provinsi NTB dapat membuat suatu wadah tersebut sehingga anak-anak mendapat pendampingan baik biaya penelitian maupun pendampingan ahli di bidangnya. “Saya melihat yang sudah siap adalah Sumbawa Technopark (STP) yang berada di komplek Universitas Teknologi Sumbawa (UTS). Dan keberhasilan anak didik kami meraih juara nasional tidak lepas dari dukungan pendampingan dari STP,†imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, Ainun juga berharap kepada Gubernur NTB agar finalis dan juara dari NTB seperti Nisa dan Farid maupun anak-anak lainnya ini dibuatkan format prioritas untuk mendapatkan beasiswa dan kesempatan belajar ke luar negeri.