Digitalisasi Inovasi dengan Pengembangan Basis Data Penelitian
Bandung, Kemendikbud --- Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Asep Sukmayadi, mengungkapkan bahwa ke depan Puspresnas akan mengembangkan sistem basis data yang mendokumentasikan penelitian dari seluruh peserta didik. Hal ini dilakukan sebagai bentuk komitmen Puspresnas Kemendikbud dalam menggali potensi generasi muda Indonesia melalui penelitian.
“Harusnya dengan digitalisasi akan tersimpan ide (penelitian) dan invention bisa dikirimkan ke perguruan tinggi, ke lembaga riset, ke bidang industri. Sistem ini kita akan menjadi ‘rumah’ bagi ide dan gagasan, marketplace, sehingga terhubung antara pihak yang tertarik atas penemuan itu dengan peneliti. Dengan begitu peneliti kita memiliki kesempatan untuk merealisasikan bahkan mengembangkan idenya,†terang Asep dalam Webinar ‘Meneliti Itu Seru’ yang merupakan rangkaian Kompetisi Penelitian Siswa Indonesia (KoPSI) 2020, di Bandung, Selasa (3/11).
Asep menuturkan, proses digitalisasi berbagai penelitian ini menurutnya sangat penting. Selain untuk menemukenali bakat dan prestasi setiap peserta didik, hal ini juga dapat memperkaya khazanah pengembangan ilmu pengetahuan bagi generasi berikutnya.
“Terlebih karena kita memasuki era revolusi industri 4.0 maka selain iptek, bidang keilmuan lain juga harus diperhatikan supaya penelitian kita bisa berkembang. Harus ada kolaborasi antar berbagai bidang ilmu,†kata Asep.
Asep menyampaikan, Puspresnas sedang merancang sistem basis data penelitian serta melakukan penjajakan dengan berbagai universitas agar talenta-talenta terbaik di Indonesia terkelola dengan baik dan terus berkembang. Dalam rangka mengakuisisi dan mengkapitalisasi hasil penelitian menuju kebermanfaatan yang lebih luas bagi masyarakat.
Hal ini dikatakan Asep sejalan dengan harapan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim, yang ingin masing-masing siswa mempunyai rekam jejak prestasi dari SD hingga perguruan tinggi secara elektronik dalam bentuk barcode.
“Semoga sistem tersebut bisa segera diwujudkan ke depannya sesuai pesan Mendikbud sehingga kita bisa memetakan talenta dan kemampuan dasar yang dimiliki masing-masing peserta didik di Indonesia untuk diasah dan dikembangkan bersama,†kata Asep.
Sebagai bentuk apresiasi bagi para peneliti yang menjuarai kompetisi, Puspresnas juga terus berkomunikasi dengan perguruan tinggi agar bibit-bibit unggul ini mendapat kemudahan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Asep mengatakan, banyak universitas yang telah memberikan kebijakan tersebut. “Fakultas ekonomi Universitas Indonesia misalnya, menerima 30 terbaik dari OSN bidang ekonomi. Selain itu, para aktivis terbaik dari OSIS, PMR, dan Pramuka juga ada jalur khusus di Institut Pertanian Bogor (IPB),†ungkapnya.
Menurut Asep, syarat menjadi peneliti yang sukses adalah memiliki pengetahuan yang mumpuni agar dapat merealisasikan ide-ide yang dimiliki. Tak hanya di satu bidang ilmu saja, banyak aspek pengetahuan yang harus dimiliki untuk bisa menelurkan produk penelitian yang berkualitas. Termasuk penguasaan terhadap teknologi.
Asep mengatakan, guna mendukung hal tersebut perlu ada kemampuan yang terus diasah dan berorientasi masa depan. “Adaptasi, komitmen untuk menjadi lebih baik, fleksibilitas dalam mengkolaborasikan ide dan cara menuangkan ide sehingga menjadi hasil yang brilian,†ujarnya.
Ditambahkan Asep, peneliti hebat adalah seseorang yang mampu menuangkan ide/gagasan ke dalam sebuah karya yang utuh. “Di sinilah kemampuan kita dalam menjalankan proses penelitian yang kompleks diuji,†pungkasnya. *(Denty A./Aline R.)