Kemah Bakti Konservasi, Gubernur NTB dan Bupati Sumbawa Komit Perbaiki Hutan
Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah SE., M.Sc, Bupati Sumbawa HM Husni Djibril B.Sc dan Wakil Bupati Drs. H. Mahmud Abdullah mengikuti Kemah Bhakti Konservasi di wilayah kerja KPH Ampang Plampang. Keikutsertaan para petinggi daerah pada kegiatan yang digelar dalam rangka menyambut HUT Kabupaten Sumbawa ke-60 kolaborasi Pemda Pemda Sumbawa bersama Balai KPH Ampang Plampang, Kwarcab Pramuka Sumbawa, Kodim 1607, dan Polres Sumbawa selama dua hari tersebut sebagai bentuk komitmen dalam memperbaiki hutan dan lingkungan.
Kegiatan ini diawali dengan apel pembukaan. Bertindak sebagai inspektur upacara Wakil Bupati Sumbawa Drs. H. Mahmud Abdullah yang dalam kesempatan itu mengingatkan akan pentingnya hutan. Selain itu ia menegaskan bahwa perambahan akan merusak kawasan hutan dan mengundang bencana.
Kepala Balai KPH Ampang Plampang Julmansyah, S. Hut., MAP yang juga salah satu penggagas Kemah Bakti Konservasi ini mengatakan bahwa kegiatan ini mengkonsolidasikan kesadaran para pihak yang prihatin dengan kondisi hutan dengan aksi nyata di lapangan. Sekitar lebih 300 peserta yang terdiri dari Kwarcab Pramuka Sumbawa, seluruh OPD, KPH Ampang Plampang, Karang Taruna, Koramil Empang, Polsek Empang, TAGANA serta kelompok tani Desa Ongko Empang, dilibatkan. Malam harinya diisi dengan Tausyiah Alam oleh Ustadz Syukri Rahmat, S. Ag Ketua MUI Sumbawa. “Allah ciptakan manusia untuk menjadi khalifah, pengatur, penjaga alam dan hutan sebagai sumber kehidupan,†kata Ustad Syukri.
Tidak kurang 50 ayat Al Quran yang berbicara tentang lingkungan. Kerusakan yang terjadi di Bumi termasuk di laut semata mata karena ulah tangan manusia. Kemudian Allah menimpakan bencana agar manusia segera sadar. “Jangan sekali kali membuat kerusakan di muka bumi setelah aku perbaiki. rahmat Allah sangat dekat dengan orang–orang yang berbuat baik. Ketika hutan habis maka sumber air akan habis. Sementara mahluk hidup bersumber dari air. Kalau 5 tahun kita tidak bersikap maka Sumbawa akan berpotensi menjadi gurun,†ulasnya.
Malam Tausyiah Alam ini juga menjadi momen bagi Bupati Sumbawa untuk kembali mendeklarasikan perang dengan pelaku illegal logging. Lebih lanjut Bupati berharap model Kemah Bakti Konservasi seperti ini akan berlanjut di wilayah-wilayah lainnya. Demikian dengan Gubernur NTB Dr. H. Zulkieflimansyah yang mempertegas komitmennya terhadap pelestarian lingkungan. Dalam kesempatan itu Gubernur memberikan bantuan paket peralatan pengolahan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) Madu Hutan. Bantuan itu diterima 4 kelompok tani hutan dari Desa Labangka 4, Desa Simu, Desa Hijrah Lape dan Desa Ongko.
Ditambahkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan NTB Ir. Madani Mukarrom, M.Si bahwa batas kawasan hutan telah jelas. Skema kemitraan KPH akan didorong agar ada pembinaan masyarakat guna mengembalikan kondisi hutan.
Pantauan lapangan, seluruh peserta Kemah Bakti Konservasi berjalan sekitar 2 kilometer ke arah gunung. Termasuk Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati. Meski cukup terjal, seluruh peserta berhasil mencapai puncak salah satu hulu DAS Empang yang menjadi titik penanaman.